Lumongga Anandita

Diary digital bundaku mengenai aku….

ART Baru : Teh Ida

Posted by BunDit on October 8, 2012

Satu hari menjelang Bunda sekeluarga mudik ke Jogja, teh Dela pamit pulang ke kampung halamannya di Kuningan. Hari itu adalah hari terakhir teh Dela bekerja di rumah kami, karena teh Dela akan melangsungkan pernikahan di kampung halamannya tgl 29 Agustus 2012. Beberapa hari sebelumnya teh Dela minta ijin kepada Bunda untuk membawa beberapa lembar baju Dita untuk dibawa pulang, katanya sebagai pengobat kangen kalau dia ingat Dita. Bunda sih ok saja. Teh Dela memilih baju Dita semasa masih kecil yang menurutnya bagus saat Dita memakainya.

Saat pamit pulang, Dita memeluk teh Dela kenceeeeeeng banget, sambil bilang “Teeeeeh nanti cepet pulang yaaa. Dita mau disuapin sama teteh…”. Bunda terharu. Bunda pun tahu, teh Dela juga hampir gak bisa menahan air matanya, makanya cepet-cepet pamit dan meninggalkan rumah. Bunda maklum, Dita sudah dari umur 9 bulan dijaga sama teh Dela selagi Ayah Bunda bekerja, jadi mereka sangat dekat.

Berikut beberapa foto Dita bersama teh Dela :

Foto yang kanan bawah itu, Dita hampir berumur 1 tahun, berfoto bersama Nana yang digendong mpoknya. Nana ini sekarang adalah teman sekelasnya Dita di TK A Gema Nurani 🙂

Saat Bunda seeluarga masih lebaran di Parangtritis, teh Dela sms Bunda, mengabarkan kepastian adiknya, Rina untuk menggantikannya menjaga Dita. Bunda sebenarnya dari awal agak ragu-ragu karena Rina ini masih kecil (sekitar 15 tahun). Dan sebelumnya pernah mencoba bekerja ke temen kantor Bunda yang rumahnya dekat rumah, ternyata cuma bertahan 1 bulan, karena ya karena masih muda begitu, katanya gak betah, kangen sama ibunya di kampung. Bunda takut kejadian serupa jika bekerja di rumah Bunda nanti.

Karena keragu-raguan itu, waktu Bunda di Parangtritis, Bunda berusaha mencari ART di sana. Kalau dapat rencananya langsung Bunda ajak sekalian pulang bareng ke Bekasi. Ternyata cari ART di Jogja itu susaaah sekali. Akhirnya gak dapat. Nah pas pulang mudik lebaran dari Parangtritis kemarin disopirin Pak Bandi itu, Bunda cerita2 mengenai ART. Kata Pak Bandi.. “Yaaa.. mbak Ririn gak bilang dari awal. Saya biasa nyariin ART juga mbak…”. Yaaa…kan Bunda juga gak kepikiran minta tolong Pak Bandi kan? Dan karena di Jogja gak dapat ART, Bunda mengiyakan teh Dela untuk menerima Rina.

Sepulang mudik, Bunda dan Ayah siap-siap menjalani kehidupan seminggu tanpa ART, karena Rina baru bisa datang tanggal 3 September, padahal Bunda sudah harus masuk kantor tanggal 27 Agustus. Yaa..terpaksa gantian cuti sama Ayahnya Dita. Menjelang kedatangan Rina, teh Dela mengabarkan Rina sakit pinggang, sudah seminggu belum sembuh. Karena dari awal sudah ragu dan ditambah kabar itu, makanya kami memutuskan Rina gak usah datang saja. Dan kami pun kembali mencari-cari ART lagi.

Karena Dita sudah besar, kami tidak sepanik seperti dulu waktu teh Euis (ART pertama) mau resign karena menikah. Nyantai saja. Selama tidak ada ART itu berulang kali Dita minta nelp teh Dela. Dita sepertinya masih teringat tetehya itu. Teh Dela pun juga begitu, beberapa kali sms dan bilang kalau kangen sama Dita.

Kemudian Bunda pun kembali menghubungi Pak Bandi untuk mencarikan ART, katanya diusahakan. Waktu Ayahnya Dita ngobrol-ngobrol di pos satpam sama Bapak2 kompleks, eh menyinggung soal ART juga, kebetulan ada satpam yang denger, Ayahnya Dita langsung ditawarin ART dari Bandung. 2 minggu berlalu tanpa ART. Dan kabar ART dari Pak Bandi belum datang. ART yang ditawarin satpam pun gagal datang dengan alasan Bapaknya meninggal :-(.

Kepanikan mulai menyerang. Cuti Bunda tinggal 4 hari dan baru dapat cuti 5 tahunan di Nov 2013. Kalau cuti tahunan kan selalu diambil massal, maklum kerja di pabrik. Selama gak ada ART, soal pekerjaan rumah ya gotong royong sama Ayahnya Dita. Yang paling berat adalah setrika. Bunda cuma setrika baju untuk kerja Ayah Bunda dan Dita ke sekolah. Lainnya? Cukup dilipatin saja terus ditumpuk hehehe. Sebenarnya empet juga lihat baju yang belum distrika sudah menggunung begitu. Mau minta tolong mbak yang cuci gosok di kompleks, dia sudah overload, sudah pegang 4 atau 5 rumah gitu. Ya sudahlah….nikmati sajoooo *sambil ngeluk boyok 😀

Minggu ke-3, ada secercah harapan dari si mpok, ART sebelah, yang nggendong Nana di foto di atas itu. Tiba-tiba datang ke rumah dan tanya “Bu, masih butuh ART gak? Temen saya mau. Tapi sepertinya harus nunggu semingguan. Soalnya dia kan kerja di sana dari Yayasan, tapi dia gak betah. Kalau keluar sekarang dia harus bayar denda, jadi nunggu sebulan dulu kerja di sana. Kira-kira semingguan lagi dia bisa keluar…”. Bunda ok saja nunggu seminggu. Mendekati berkhirnya minggu ke-3 tanpa ART, gak ada kabar juga dari ART tetangga itu. Makin panik deh… 😦

Tiba-tiba hari Kamis, 13 September 2012, jam 9 malam, Bunda mendapat BBM dari bu RT yang rumahnya di seberang rumah Bunda. “Bu Ririn, ART sebelumnya katanya menikah ya bu? Sekarang lagi cari ART gak?”. Ya Bunda jawab iya, lha wong emang lagi panik gak punya ART. Bu RT bilang kalau ART nya (mbak Ijah) ini mengabarkan adik iparnya yang di Kuningan sedang cari kerjaan. Bunda dikasih no HP mbak Ijah dan diminta besok pagi saja menelpon mbak Ijah. Mbak Ijah ini kerja nya pulang hari karena dia tinggal dengan suami dan anaknya di kampung dekat kompleks perumahan kami.

Kamis pagi Bunda nelpon ke Mbak Ijah. Setelahnya, sepertinya mbak Ijah langsung nelpon adik iparnya, namanya teh Ida. Soalnya beberapa saat kemudian mbak Ijah sms kalau teh Ida akan datang hari Minggu, 16 Sept 2012. Bunda seneng tapi tidak terlalu berharap dulu. Karena seperti pengalaman yang sudah2, saat satpam nawarin ART, sampai di belain mereka ke rumah, kelihatannya kan serius begitu, ternyata ART tetap gak datang. Jadi Bunda buat nyantai saja, kalau terlalu berharap ntar gak jadi karena alasan tertentu, nanti malah kecewa.

Sabtu pagi, Bunda telpon mbak Ijah. Katanya teh Ida nya barusan nyampe dari Kuningan ke rumahnya dan perlu istirahat dulu. Minggu sorenya, Alhamdulillah, mbak Ijah beneran datang bersama teh Ida. Setelah ngobrol sejenak, mbak Ijah pulang dan hari itu juga teh Ida resmi menjadi ART ke-3 kami. Jadi teh Ida ini asli Kuningan, umurnya 32 tahun, sudah bersuami dan memiliki 2 anak laki-laki, 9 tahun dan 5 tahun. Kakak teh Ida ini menikah sama mbak Ijah yang orang Tegal. Jadi sekarang, ke-2 anaknya ikut Bapak dan neneknya di Kuningan.

Dan kemarin itu, untuk pertama kalinya Bunda memberi tahu ini itu mengenai pekerjaan dan kebiasaan Dita kepada ART baru. Dulu waktu pergantian antara teh Euis dann Teh Dela, ada masa transisi dimana teh Euis masih berada dirumah saat teh Dela mulai bekerja, jadi teh Euis yang memberitahu semuanya kepada teh Dela. Bagaimana memanaskan ASIP dll. Jadi Bunda nyantai saja saat itu, tahu-tahu teh Dela sudah tahu semuanya hahaha.

Beberapa hari sebelum teh Ida mulai bekerja, teh Dela datang bersama suaminya. Bersilaturahmi dan melepas kangen sama Dita. Gak nyangka juga, suami teh Dela yang dikenalnya lewat sms nyasar, ternyata serius dan hubungannya bisa dilanjutkan sampai ke jenjang pernikahan. Sekarang teh Dela tinggal di Tangerang ikut suaminya karena suaminya kerja di pabrik jaket di Tangerang. Kemarin teh Dela sms mengabarkan kalau dia juga ikut kerja di pabrik. Teh Dela nanyain kabar Dita dan bilang kangen sama Dita, katanya kangen saat Dita main masak-masakan dan ngobrol sendiri hehehe.

Sudah 3 minggu teh Ida bekerja di rumah kami. Dita juga sudah lengket sama teh Ida. Teh Ida sudah makin tahu kebiasaan-kebiasaan Dita. Cuma mungkin karena masih baru, teh Ida banyak ngalah menghadapi Dita. Kalau sama teh Dela, Dita lebih manut hehehe. Seperti saat berpakaian. Kalau dulu sama teh Dela, Dita manut dipakai-in rok. Tapi kalau sama teh Ida, Dita menolak. Ya.. Bunda maklum sih. Gak papa lah. Yang penting teh Ida sayang dan care sama Dita. Apalagi anaknya teh Ida kan ke-2 nya cowok semua, jadi teh Ida mengaku suka banget sama anak cewek 🙂

Ya..semoga saja teh Ida betah kerja di rumah kami. Teh Euis hanya 8 bulan menjaga Dita, teh Dela bertahan 3,5 tahun. Keduanya resign karena menikah. Meskipun mereka sudah tidak bekerja di rumah Bunda, semoga hubungan kami tetap baik. Bunda juga bilang ke teh Dela, kalau kangen sama Dita ya datang ke rumah saja, kapan saja.

Yang foto teh Ida itu, Dita yang mengambil fotonya. Hari pertama datang, langsung di foto sama Dita pakai BB Bunda hehehe. Thanks ya buat para Teteh atas jasa nya menjaga Dita selama kami bekerja. Buat teh Euis dan Teh Dela, semoga selalu berbahagia bersama keluarga. Amin 🙂

15 Responses to “ART Baru : Teh Ida”

  1. deva said

    Smoga betah dan dita cocok sama teteh barunya ya bun… Aamiin…
    kalo saya masih mencari2 art sampe skrg lum dapat2…hadeuuh…*puyeng*

    Amiiiin, makasih doanya mam. Semoga mama juga segera mandapat ART secepatnya. ART ini emang jodoh2 an 🙂

  2. Derita working mom
    semoga teteh Ida betah ya….

    DWM dong ya mom hehehe. Amiin, makasih mom 🙂

  3. monda said

    semoga cocok dengan teteh baru ya Dita…
    Kerepotan cari asisten untungnya sudah berlalu di rumah kami
    anak2 sudah besar dan mandiri

    Iya kak, kalau anak sudah besar dan mandiri, sudah gak dipusingkan masalah ART ya. Makasih doanya kak 🙂

  4. Lidya said

    semoga langgeng ya bun dengan teh Idanya

    Gak ada yang langgeng pastinya mam. Saya sadar juga teh Ida ini punya keluarga di Kuningan, pasti suatu saat juga pengin ngumpul dengan keluarganya.. Ya saya sih berharapnya, teh Ida bertahan as long as possible gitu hehehe 😀

  5. semoga teh Ida bisa bertaan lama & cocok ya bun 🙂

    Amiiin, makasih doanya bun 🙂

  6. Semoga langgeng ya bun dgn teteh baru. Sepertinya emang Kak Dita ini yang menggemaskan banget jadi teteh-tetehnya sayang sama Kak Dita 😀

    Amiiiin, semoga Dita selalu disayang sama teteh2 nya 🙂

  7. klo dari ceritanya, sepertinya bunda ngga pernah mengalami drama ART yg bikin pusing ya..

    semoga ART yg kali ini awet ya bun 🙂

    Semoga jangan sampai ada drama ART sih mam. Sebenarnya di perjalanan bukan gak ada riak atau masalah, tapi Alhamdulillah selama ini masalahnya masih bisa ditolerir dan bukan sesuatu yang berhubungan dengan Dita. Semoga ke depannya selalu aman2 saja. Amin 🙂

  8. vera said

    waahh senengnya dapet ART yg cocok ama Dita, moga gaada drama ART ya 🙂

    Amiiin, makasih doanya mam. Saya juga berdoa semoga ibu2 yang seperti saya yang bergantung dengan ART untuk menjaga anak selama bekerja tidak mengalami drama ART. Masalah dengan ART sih biasa ya…tapi semoga cuma masalah2 kecil yang bisa ditolerir 🙂

  9. alhamdulilah awet awet dan cocok yah bun..semoga yang ini juga seprigel dan setelaten teteh2 yang sebelumnya atau bahkan lebih baik…jadi bunda dita bisa lega saat harus ngantor…kak dita happy dan keluarga tentunya happy…:)

    Amiiin, makasih doanya ya mam 🙂

  10. Alhamdulillah ya, Bun. Semoga cocok dan amanah menjaga Kak Dita sepeninggal bunda bekerja. Biar bunda kerja di pabs juga bisa tenang.

    Amiiin, makasih banget doanya mam 🙂

  11. wah pemcarian art yg happy ending ya bun, aku malah nyari art lamanya 1 tahun . alhamdulillah akhirnya ada yg cocok, skrg di sayang sayang supaya betah hehehehe….. bun, bekasinya dimana ya

    Alhamdulillah bun. Semoga teh Ida betah. Rumah saya di THB bun 🙂

  12. nita said

    siang mbak 🙂 iya susah nyari asisten yg ya mbak, saluut lho punya asisten keluarnya pd saat mreka mo merit ae. dan bs lsg klop apa resepnya mbak? he..he.. smoga kak dita bs dekat dgn mbaknya spt sm teh dela ya..

    Resep? Gak ada resepnya mam hehehe. Kebetulan aja kali :D.

  13. Selamat ya Bundit udah nemu si teh Ida, moga selalu cocok sama Dita yaaa…

    Aku nih yang sampe sekarang masih belum nemu dan akhirnya pake jasa daycare per hari ini 🙂

    Amiin, semoga mam. Ya saya doain semoga ke daycare nya gak lama dan segera dapat ART yang cocok y mam 🙂

  14. […] ART Baru : Teh Ida […]

  15. […] ART Baru : Teh Ida […]

Leave a comment