Lumongga Anandita

Diary digital bundaku mengenai aku….

Umroh 2015 #Day1 – Perjalanan Jakarta – Jeddah – Mekkah

Posted by BunDit on May 7, 2015

Senin, 19 Januari 2015

Karena berubahnya jam berkumpul di Soeta, dari jam 11 siang menjadi jam 8 pagi, maka Bunda dan Ibu berencana berangkat dari rumah selepas sholat subuh. Kebayang hari Senin, pasti jalanan macet berat. Pas senin pagi-pagi kok ya pas gas habis, jadinya tidak bisa masak air buat mandi ibu. Terpaksa ibu mandi pakai air dingin.

Sekitar jam 05.00 pagi, Bunda dan Ibu meluncur ke Bandara SoeTa diantar ayah. Dita dan mbak Atik melepas kepergian kami. Dita sengaja gak ikut karena hari itu harus ke sekolah dan Bunda merasa Dita tidak harus mengantar Bunda sampai Bandara. Rasanya berat juga meninggalkan Dita. Tapi Bunda berkeyakinan Insya Allah Dita will be fine selama Bunda umroh 🙂

Jalanan sangat lancar karena masih pagi. Namun di tengah jalan, perut ibu gak enak dan pengin ke WC. Sepertinya ibu masuk angin karena mandi dengan air dingin. Maklum ibu sudah berusia 67 tahun, jadi suka masuk angin kalau mandi dengan air dingin. Makanya kita mampir ke toilet umum dulu menjelang masuk ke bandara Soeta. Setelah ibu sudah enakan kami lanjut menuju Bandara, Alhamdulillah sampai Bandara sekitar jam 6 pagi, cepat banget ya. Kami langsung cari kedai yang sudah buka untuk minum yang anget-anget, supaya badan ibu enakan. Alhamdulillah, setelah makan soto ayam, minum teh hangat dan minum obat, badan ibu lumayan enak.

Sekitar jam 8 an kami menuju titik kumpul di depan Old Town Cafe. Belum banyak yang datang karena rombongan dari Jogja yang menginap di Hotel Ibis sedang otw ke Bandara. Umroh yang Bunda ikuti ini memang banyak diikuti jamaah dari Jogja. Bagi yang anak atau saudaranya di Jakarta, ya berangkat dari Jakarta, seperti ibu dan mbak Ning, saudara kami. Tak lama kemudian, perwakilan dari travel agent dan rombongan jamaah sudah berkumpul. Pihak travel agent kemudian membagikan paspor, kartu identitas yang dikalungkan dan slayer sebagai penanda. Sekitar jam 10 an kami mulai check in dan menuju ke ruang tunggu.

D1-Soeta-web

Ternyata keberangkatan rombongan kami dibagi menjadi 2 bagian. Sebagian berangkat siang menggunakan pesawat Lion Air langsung direct ke Jeddah. Sedangkan rombongan satunya berangkat sesuai itinerary, yaitu naik pesawat Emirates dengan transit ke Dubai baru ke Jeddah. Yang kasihan, ada beberapa keluarga yang terpisah penerbangan :-(. Bunda ikut prihatin dengan jamaah yang terpaksa terpisah dari keluarganya. Bunda sendiri untungnya tidak terpisah dengan ibu. Kalau terpisah penerbangan Bunda tidak kebayang deh, kasihan ibu tidak ada yang dampingi. Rasanya banyak ujian yang dilalui oleh jamaah rombongan kami. Dan kami harus bisa bersabar.

Selama di ruang tunggu, Bunda sempat ngobrol dengan jamaah dari travel lain. Ternyata biaya umroh dari travel agent kami memang paling murah, rata-rata mereka kena biasa 19-21 juta. Tidak lama kemudian setelah menunggu beberapa saat di ruang tunggu, kami segera dipersilahan boarding ke pesawat Lion Air Boeing 747 untuk bersiap terbang ke Jeddah. Bunda dan ibu mendapatkan seat yang berjauhan, namun akhirnya bisa duduk bersebelahan setelah minta tukar dengan penumpang rombongan kami yang juga ingin berdekatan dengan saudaranya. Tukar menukar seat ini diperbolehkan oleh pramugara/i nya, malah mereka membantu kami.

Sekitar jam 12 siang, pesawat kami take off. Tak henti-hentinya Bunda dan seluruh penumpang khusyu’ berdoa demi kelanjaran perjalanan kami. Dan yang kami tunggu-tunggu tibalah, yaitu makan siang!!. Duuh perut sudah keroncongan. Kami senang saat pramugara dan pramugari mulai menghidangkan lunch buat kami. Ternyata untuk pesawat umroh ini kebanyakan pramugara dari pramugari. Dari 5 pramugara yang Bunda lihat, hanya ada 1 pramugari. Jadiiii selama di pesawat cukup segarlah pemandangan buat ibu-ibu hahahaha.

Tapi beneran, mas pramugara nya cakep-cakep. Banyak ibu-ibu yang iseng nggodain. Saat ditanya masnya “Ibu… mau pilih makan apa, ikan atau ayam…” Eh ada ibu yang ngejawab “Saya pilih mas nya aja bisa?”. Huahahaha jadi rame deh suasana di atas pesawat. Tujuannya sih umroh…tapi tetep aja ya lihat mas cakep ibu-ibu itu bawaannya pengin jadiin mantu 😀

Perjalanan Jakarta-Jeddah yang akan ditempuh dalam waktu sekitar 9 jam 50 menit itu memang cukup panjang. Di atas pesawat, ada yang membaca Al-Qur’an, ada yang membaca buku panduan ibadah, ada yang ngobrol dan paling banyak adalah memilih tidur. Bunda sendiri membaca-baca doa-doa kemudian dilanjut dengan istirahat supaya nanti fresh saat tiba di Jeddah.

Sebelum memasuki Jeddah, saat pesawat menjelang melewati miqot Yalamlam, terdengar pengumuman bahwa sebentar lagi pesawat akan melewati Miqot Yalamlam. Bagi jamaah yang ingin memulai umroh, dipersilahan untuk mulai berniat ihram. Bunda dan rombongan karena sesuai plan dari Jeddah dilanjut ke Madinah dulu, maka mengabaikan pengumuman itu. Miqot ini hanya diambil oleh jamaah yang dari Jeddah langsung menuju Mekkah.

Alhamdulillah, sekitar jam 17.30 waktu Jeddah (21.30 WIB), pesawat kami landing di Bandara King Abdul Aziz. Udara tanah Arab langsung menyeruak. Bandara King Abdul Aziz ini sangat luas dengan ornamen megah. Jamaah langsung antri pemeriksaan bagian imigrasi dan dilanjut dengan ambil bagasi. Yang paling cukup menyita waktu adalah pas mengambil tas bagasi. Jamaah dari beberapa travel agent saling bergerombl memilah-milah koper. Sebenarnya tas koper dari agen yang satu tidak ada yang sama dengan agen lain. Tapi saking banyaknya jadi warnanya nyaru. Sebenarnya ada petugas Bandara yang bertugas mengumpulkan tas koper yang sejenis dalam troly, tapi ya namanya jamaah kan pengin make sure tas nya terangkut 😀

D1-Jedah-web

Dari sana kami langsung menuju pintu keluar. Kami berkumpul di ruang tunggu yang telah disediakan. Satu demi satu rombongan dari travel agent sudah naik bus melanjutkan perjalanan, sebagian mungkin menuju Madinah, sebagian ke Mekkah. Nah, rombongan kami masih belum ada kepastian. Kami awalnya melihat mbak Lia, koordinator kami terlibat pembicaraan serius dengan perwakilan agen. Tak lama kemudian, mbak Lia mengumumkan bahwa kami tidak bisa menuju Madinah karena tidak tersedia kamar di hotel Madinah.

What??

Kok bisa??

Kenapa mendadak??

Dan banyak kekagetan serta pertanyaan penuh kecewa dari rombongan kami :-(. Kami adu debat dengan perwakilan agent. Beberapa dari kami mempertanyakan, kalau dari Jeddah langsung menuju Mekah, harusnya sudah ambil miqot di atas pesawat. Namun ustadz yang mendampingi kami bilang tidak masalah. Lilahita’alala.

Akhirnya daripada berdebat tanpa hasil, rombongan jama’ah mengalah. Karena dari Jeddah menuju Mekkah, maka kami harus langsung berniat umroh. Yang laki-laki langsung berganti dengan pakaian ihram. Walau sangat kecewa, kami harus tetap bersabar. Setelah perjalanan 9 jam lebih, yang terbayang adalah bersih-bersih diri dan beristirahat sejenak sebelum menjalankan umroh. Tapi ini, turun dari pesawat, langsung berniat umroh. Kalau dari awal itinerary begitu sih tidak apa-apa, lha ini? Mereka merubahnya dalam sekejab secara mendadak. Itinerary yang dibagikan, bubar jalan deh.

Ya Allah, berilah kami kesabaran…

Setelah semua siap, kami naik bus. Rombongan dibagi menjadi 2 bus. Saat itu sudah menunjukkan sekitar pukul 20.00 Beberapa saat kemudian, di tengah jalan, bus kami berhenti. Sopir bus kami yang orang Arab berbicara dengan sopir bus satunya dengan nada marah dengan bahasa yang tidak kami mengerti. Kami semua bingung, tidak tau apa yang terjadi. Tak lama kemudian ada mobil sedan di seberang yang menurunkan sesuatu dan Pak Ustad yang mendampingi kami mengambilnya kemudian menyeberangkan ke arah bus kami. Ternyata yang mereka angkut adalah kotak makan malam kami. Dan sopir tadi marah-marah karena mendadak disuruh berhenti untuk mengambil makanan.

Selanjutnya bus kami mulai bergerak menuju Mekkah. Ustadz membagikan kotak makan ke kami. Sambil menikmati makan malam dalam bis, Ustadz memperkenalkan diri, namanya Mohammad Ali, dari Jawa Timur, kami memanggil Ustadz Ali. Ustadz Ali ini masih muda, umurnya sepertinya sih belum 30 tahun dan sudah 4 tahun di Mekkah. Ustadz Ali inilah yang nantinya akan membimbing kami selama ibadah umroh ini.

Sepanjang perjalanan, Ustadz Ali menjelaskan hal-hal yang terkait dengan umroh yang akan segera dilakukan sesampai di Mekkah nanti. Diawali dengan niat berihram dan membaca doa-doa yang dipimpin oleh Ustadz, selanjutnya sepanjang jalan kami kumandangkan talbiyah..

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ

Labbayka Allāhumma Labbayk. Labbayk Lā Sharīka Laka Labbayk. Inna l-Ḥamda, Wa n-Niʻmata, Laka wal Mulk, Lā Sharīka Lak.

to be continued… Day#2 : Ibadah Umroh

 

6 Responses to “Umroh 2015 #Day1 – Perjalanan Jakarta – Jeddah – Mekkah”

  1. apa kabar bun, baru mulai lagi bw, melihat tulisan bunda umroh, selamat yah bun sudah memenuhi panggilan ibadah umroh semoga mabrur yah bun 🙂
    membaca cerita bunda umroh saya jadi rindu dan kangen suasana disana, ada kawan kantor januari akhir kemarin juga umroh pake agent travel Zulindo dari kepri sini..dengar ceritanya sampai terharu dan mewek..jadi pingin kesana lagi dengan ayahnya kinan..semoga suatu saat bisa menjalankan ibadah kesana *Aamiin.

    Amin.. thanks mama Kinan 🙂

  2. Lidya said

    selalu ada ujian dan ada penyelesainnya ya bun

    Iya ma… habis itu proses nya alhamdulillah lancar kok… nulisnya belum kelar nih… 🙂

  3. senang baca tulisannya bunda yang detail..jadi bisa ngebayanginnya…
    Mudah2an bisa kesana juga, amin

  4. how good is skincare Cosmetics retinol

    Umroh 2015 #Day1 – Perjalanan Jakarta – Jeddah – Mekkah « Lumongga Anandita

  5. Kisahnya seru sekali. Semoga umrohnya mabrur.

  6. Ya Allah, semoga saya bisa memenuhi panggilanmu juga untuk ke Tanah Suci Bersama Kedua Orang Tuaku.. Aamiin hehehehe

Leave a comment