Yihaaa…sampai di episode terakhir nih cerita mudiknya. Ya…sudah basi sih sebenarnya secara suasana lebaran sudah lama lewat. Tapi karena cerita yang cukup panjang ini telah dimulai, maka harus juga ada akhirnya. Setidaknya akan menjadi dokumentasi kecil kehidupan Dita, yang pastinya akan sangat menyenangkan untuk dibaca kelak. Jangankan buat Dita, cerita ini juga sangat berarti buat Ayah dan Bunda. Walau kata Ayah, Bunda terlalu detil menceritakannya, tapi menurut Bunda karena begitu berkesannya momen ini, jadi Bunda tidak mau melewatkan setiap bagiannya, walau sekecil apapun 🙂
Sabtu, 26 September 2009
Rencananya Sabtu malam jam 19.30 kami bertolak pulang. Paginya penginnya wisata kuliner dengan Ayahnya Dita. Namun, ternyata cuaca tidak bersahabat, hujaaan mulu. Karena wisata kulinernya naik motor, ya gak memungkinkan lah. Gak berani ambil resiko Dita sakit menjelang pulang. Namun agak sorean, kami beramai2 sempat makan bakso. Sepulang makan bakso, Bunda mulai menyelesaikan packing yang sudah Bunda cicil dari pagi harinya. Ayahnya Dita membungkus keripik sambal di kardus sebagai satu-satunya oleh-oleh untuk teman-teman kantor di Jakarta.